Senin, 11 Januari 2010

Tersinggunglah! Bahasa Indonesiamu mana!?

Jumat, 8 Mei 2009 | 01:35 WIB

Oleh: Roy Thaniago

Seorang kawan yang baru lulus kuliah ditolak di mana-mana ketika melamar pekerjaan. Kesalahannya cuma satu, Ia terlalu bangga memakai bahasa Indonesia.

TIDAK seperti kebanyakan pelamar lain yang berfoya-foya dalam bahasa Inggris, kawan tadi memakai bahasa Indonesia dalam surat lamarannya. Jumlah alasannya memakai bahasa Indonesia pun sama dengan kesalahannya itu, cuma satu, yakni, ia melamar pada perusahaan yang ada di Indonesia, yang masyarakat, rekan kerja, dan pimpinannya berbahasa Indonesia. Perusahaan yang pekerjaanya bisa dikerjakan dalam bahasa Indonesia. Sialnya, kawan tadi lupa, kalau perusahaan di Indonesia merasa hebat ketika berhasil mengaudisi karyawannya dalam bahasa Inggris. Biar sedikit intelek, bro!

Dari perusahaan dengan banyak istilah asingnya – meeting, outing, order, customer, owner, break event point, part time, office boy – mari beralih ke bidang lain. Dalam pemerintahan, kebanggaan meminjam istilah Inggris juga amat mengenaskan – kalau tidak mau disebut mengesalkan atau memuakkan. Tampak sekali kalau para pejabat kewalahan untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia sepenuhnya, sehingga merasa perlu meminjam istilah asing. Tengoklah istilah seperti impeachment, smart card, voting, sampai yang paling tolol, busway.

Entah, tulah apa yang menelanjangi identitas kebangsaan kita. Kenapa kata-kata asing bertaburan dalam percakapan sehari-hari? Bahasa Indonesia seakan tak mampu bersolek dengan anggun bila tidak menggandeng bahasa Inggris. Orang paling bodoh sekali pun diatur gaya berbahasanya agar fasih melafal tengkyu, sori, serprais, sekuriti, syoping sebagai syarat penduduk berwawasan global – walau pengetahuan dan nalarnya tidak diajak mengglobal.

Tidak ketinggalan – dan ini yang paling menyakitkan – institusi publik yang seharusnya mendidik masyarakat, malah melayani kekeliruan berbahasa tersebut. Kita lihat bagaimana sekolah-sekolah berbangga dengan mengganti namanya dengan bahasa Inggris. Universitas mengiklankan dirinya di media dengan istilah Inggris seperti admission, free laptop, the leading university, faculty of management, dan seterusnya. Padahal target pemasarannya adalah orang-orang yang sehari-hari berbahasa Indonesia.

Media cetak maupun elektronik juga melayani semua kekenesan ini. Simak saja kata-kata yang mondar-mandir di halaman mata kita. Ada Today Dialogues, Woman of the Year, Sport, Headline News, dan sebagainya. Pada SINDO, sebuah media massa nasional, yang logikanya adalah sebuah media yang turut bertanggungjawab terhadap budaya berbahasa, pun bersikap demikian. Coba periksa koran ini pada tiap edisinya. Di halaman depan, mata pembaca sudah dihadang dengan rubrik ‘news’ dan ‘quote of the day’. Usaha meng-inggris ini belum usai, karena disusul di lembar-lembar berikutnya: rubrik ‘financial revolution’-nya Tung Desem Waringin, rubrik ‘people’, rubrik ‘fashion’, rubrik ‘food’, rubrik ‘rundown’, atau cap ‘special report’ pada artikel tertentu. Jangan tersenyum geli dulu, karena bukan saja SINDO, koran-koran lainnya pun tak luput dari gaya-gayaan berbahasa ini.

Mau contoh lain? Tak usah pergi jauh, karena cukup sambil duduk menggenggam halaman ini, bayangkanlah segala sesuatu di sekitar anda: merek permen, keterangan dalam bungkus mie instan, nama restoran, keterangan dalam gedung (exit, toilet, emergency), dan seterusnya, dan sebagainya, yang kalau dituliskan semua, artikel kali ini hanya akan memuat daftar ‘dosa’ tersebut. Dan tentunya memanjangkan rasa jengkel.

Lalu, menjadi sehebat Inggris atau Amerika-kah bangsa ini ketika berhasil mengadopsi bahasa mereka? Apakah dengan serta merta ekonomi negara menjadi seciamik mereka? Apakah dengan begitu terlihat cerdas karena berhasil mensejajarkan diri dengan bangsa Barat? Sampai sebegitu jijiknyakah kita terhadap bahasa Indonesia sehingga pada kata ‘peralatan kantor’ perlu ditemani kata dalam kurung ‘stationery’, ‘nyata’ ditemani kata dalam kurung ‘real’, atau ‘kekuatan’ yang ditemani ‘power’? Seakan mata kita lebih karib dengan kata di dalam kurung ketimbang kata dalam bahasa Indonesia-nya.

Masih cukup waraskah kita ketika menertawakan seorang artis muda yang ber-Inggris ria, “hujan..beychek..ojhek”, yang padahal adalah cermin dari ketidakberpribadian diri kita sendiri? Atau celakanya, latah pun kalau bisa dibuat-buat agar yang keluar secara spontan adalah kata, ‘oh my god’, ‘monkey’, ‘shit’, ‘fuck you’, atau ‘event organizer’.

Pada kasus lain kita temukan bagaimana sikap sok inggris ini tidak diimbangi dengan pengetahuan memadai. Contoh paling fatal, juga paling tolol, ada pada isitilah ‘busway’ yang tidak mengindahkan aturan bahasa, terlebih logika. Mana ada frase, “ke Blok M naik ‘jalanan bis’ sangat nyaman”.

Coba perhatikan, bagaimana kita melafal ‘AC’ (Air Conditioner) dan’HP’ (Hand Phone). Bukankah kita menyepel a-se untuk ‘AC’ dan ha-pe untuk ‘HP’? – padahal kalau sok Inggris layaklah dieja ei-si dan eitch-pi. Tapi tidak pada ‘VCD’ (Video Compact Disc) dan ‘PC’ (Personal Computer), karena kita menyepel vi-si-di dan pi-si. Konyolnya, ‘Media Nusantara Citra’ (MNC), dieja dengan em-en-si, bukan em-en-ce.

Yang paling menyedihkan, justru yang menghargai budaya (bahasa) Indonesia adalah orang asing. Mungkin kita sudah bosan mendengar bagaimana bertaburnya kelompok musik gamelan Jawa di Amerika. Di Eropa, beberapa konservatori musik malah menyediakan jurusan musik karawitan atau gamelan bali. Tengoklah yang terdekat, misalnya di Erasmus Huis, sebuah pusat budaya Belanda di Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam program bulanan kegiatan yang dicetak di atas brosur, bahasa Indonesia-lah yang didahulukan, kemudian baru disusul dengan bahasa Belanda kemudian Inggris. Bila ada pementasan pun, buku acara, bahkan kata sambutannya pun – walau terbata-bata – mendahulukan bahasa Indonesia. Gilanya, hal ini justru terbalik bila artis Indonesia yang tampil.

Pada konser Nusantara Symphony Orchestra yang berkolaborasi dengan Tokyo Philharmonie Orchestra di Balai Sarbini, 10 Juni 2008 lalu, sebagai perwakilan dari Indonesia, Miranda Goeltom yang orang Indonesia memberi sambutan, tentunya dalam bahasa Inggris. Lalu, sebagai perwakilan Jepang, kata sambutan dari ‘Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Republik Indonesia’, Kojiro Shiojiri menyusul. Shiojiri yang asli Jepang ini, yang tidak ada untungnya karena memakai bahasa Indonesia, malah dengan pede-nya berpidato dalam bahasa Indonesia, meski terbata. Sudah cukup muakkah membaca kenorakan kita di atas?

Memang, bahasa yang hidup adalah bahasa yang dinamis dan terus dirusak. Tidak seperti bahasa yang sudah mati seperti bahasa Latin. Namun dalam konteks ini, sama sekali tidak menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang mengembangkan bahasanya secara sadar. Sebaliknya, masyarakat kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengenali fenomena budaya yang menggigiti identitas bangsa. Tidak mampu mengatasi kekagokkannya sendiri terhadap budaya asing. Mirip orang kampung yang merias berlebihan dengan segala pernak-pernik kota sepulangnya ke kampung halaman.

Bangsa yang persoalan budaya-nya dianggap sepele bukan Indonesia sendiri. Tenang saja, kita ada kawan. Bangsa Romawi adalah kawan yang dimaksud. Secara militer Romawi memang menjajah Yunani, tapi dalam hal kultural, Yunani-lah yang menjajah. Kalau kita, militer dijajah, budaya dijajah, ekonomi juga dijajah. Lalu apa yang bisa membuat bangsa ini tidak terjajah? Ketika tersinggung saat membaca artikel ini, begitu jawabnya.

Jadi, tersinggunglah!

Roy Thaniago
Penggiat Agenda 18,
Pecinta Bahasa Indonesia

SUMBER

Blooger notes : jadi apa yang hendak kau lakukan?

Kata Ajaib adalah FUCK

F*CK ..............
benar-benar sebuah kata yang ajaib karena tidak semua kata bisa bermakna saling berkebalikan pada waktu yang sama. Kata F*CK bisa berarti kesenangan dan kesakitan, atau benci dan cinta pada saat yang bersamaan dan bahkan dengan kalimat yang sama.

Pada awal mula penggunaan kata-kata, kata F*CK diartikan sebagai hubungan seksual antara dua orang. Tapi, perlu diketahui juga bahwa kata F*CK adalah satu-satunya kata yang dapat digunakan sebagai bagian manapun dari PART of SPEECH khususnya pada masa sekarang…..
contohnya:
sebagai transitive VERB: Adam f*cks Eve
sebagai intransitive VERB : Eve f*cks
sebagai NOUN : Stay away f*cker!
sebagai ADJECTIVE : Ryan’s doing all the f*cking work
sebagai ADVERB untuk sebuah VERB : I’m trying to f*cking sleep
sebagai ADVERB untuk sebuah ADJECTIVE : Eve is f*cking beautiful
bahkan bisa juga dipakai sebagai beberapa bagian dari PART of SPEECH dalam satu kalimat : F*ck off!! You f*cking f*cked f*ckers !!!

bahkan
yang paling mengagumkan, dalam penggunaannya, kata F*CK dapat digunakan
untuk memodifikasi sebuah kata dan memberikan penekanan pada kata
tersebut jutaan kali lipat, seperti contoh: abso-f*cking-lutely! atau in-f*cking-credible!

Kata F*CK benar-benar sebuah kata dengan banyak fungsi, bahkan dengan mengatakan kata F*CK
saja, rasanya sudah menjadi sebuah kalimat tersendiri, walaupun memang
tidak dianjurkan untuk mengucapkan kata tersebut karena banyak maknanya
dan samar-samar dan bisa merujuk ke banyak hal.

Kata F*CK bisa berarti ketidak jujuran [The insurance company F*CKED me], bisa juga berarti kesusahan [I don’t understand this F*CKING question!], bisa juga berarti cari masalah [Don’t F*CK with me, buddy!], bisa berarti dalam sebuah masalah [Oh, I’m
so F*CKED now.], bisa juga bermakna tidak berkompetensi [My teacher’s a F*CKER!], atau bisa juga berarti pembubaran [Go F*CK yourself! dan masih banyak makna lainnya yang bisa kamu temukan sendiri.

Akhir-akhir ini, tampaknya kata F*CK paling sering diikuti dengan kata YOU.
Ketika keduanya digunakan, kata-kata itu sudah menjadi sebuah kalimat
tersendiri dan bisa memiliki banyak makna tergantung dengan situasinya.
Jika seseorang mengatakan bahwa kamu itu jelek dan kau membalas dengan
mengatakan F*CK YOU sambil
tersenyum, itu bisa berarti bahwa kamu setuju dengannya. Tapi bila
sambil mengerutkan dahi sambil mengangkat jari tengahmu dan berkata F*CK YOU!!! bisa berarti amat marah. Jika seseorang mengungkapkan cintanya kepadamu dan kamu mengerutkan dahi dan berkata F*CK YOU itu berarti kau menolak cintanya. Tapi jika kamu membalas kata \"AKU CINTA KAMU\" dengan tersenyum dan berkata F*CK YOU, itu sudah bermaksa sama seperti kamu berkata Aku cinta padamu juga.

Kekuatan dari sebuah kata F*CK
bahkan melintasi batasan ras dan kasta, karena kau bisa menggunakan
pada semua orang tanpa memandang ras, warna kulit, gender atau
orientasi seksual. Hanya dengan satu kata F*CK, semua orang akan langsung tahu orang seperti apakah dirimu dan bagaimana kau dibesarkan.

Jumat, 25 September 2009

Acid Black Cherry - Black Cherry Chords

Black Cherry – Acid Black Cherry

G#7-C#7 F#m
Moonlight shadow Hitoribocchi
E A-A#m
NODO ga kawaiteta dake na no yo
Bm A-Aaug G#7
Kajiritsuita kajitsu wa amai amai moudoku de
C#
Okasarete

F#m C#/F E
Black Cherry… Nurete Ochite
A#m/E Bm
Watashi no naka e
A G#7 C#
Tane wo nokoshiyomigaere
F#m E A
Aishitekurenakute ii yo…
A#m/E Bm A G# C#
Aishitenai kara kore ijou mijime ni sasanai de…

G#m F#m
Futari no kono history
G#m F#m
Chotto shita yorimichi nano
Bm F#m
Kokoro wa mada mistery
F#m/A D Bm F#m
Dakareta yoru no kazu dake nagareshita namida

Part two

F#5-A5-F#5-A5-G#5
F#5-A5-F#5-D5-C#5
F#5-A5-F#5-A5-G#5
F#5-A5-F#5-D5-C#5

Intro
F#5 E5 D5 C5-C#5 (Twice)
F#5 F-F#5 F#5-A5 A5 A5



G#5-C#7 F#m
Akai Rogue SHATSU no eri
E A5-A#5
Kotoba wo nomikomi kuchizukeru
B5 A5-C#7
INKANTOSHAIN watashi ja nai kaori
G#5 C#5
Shiranai…koshitsukai
G#5-C#7 F#m
Mada Ecstasy Replicate
E A5-A#5
Inoreta hane wo furuwase nagara
B5 A5-C#7
Toumei na scandal kamishimetakuchibiru
G#5 C#5
Slow motion kizamikomare

C#5
Don’t stop kiss me hanarerarenai
C#5
Don’t stop kiss me Demo yurusenai
C#5 E
Ah, Ah, Ah, Ah, naka ni dashite!


F#m C#/F E
Black Cherry… Nurete Ochite
A#m/E Bm
Watashi no naka e
A G#7 C#
Tane wo nokoshiyomigaere
F#m E A
Aishitekurenakute ii yo…
A#m/E Bm A G# C#
Aishitenai kara konna ni mijime shite ah!

G#m F#m
Kindan no territory
G#m F#m
Zutto nukedasenakunatte
Bm F#m
Kanjiru black cherry
F#m/A D Bm F#m
Kiss no kanshoku chotto wasurerarenai

F#5-A5-B5-C5-B5-A5-F#m
F#5-A5-B5-C5-B5-C5-C#5
F#5-A5-B5-C5-B5-A5-F#m
F#5-A5-B5-C5-B5-C5-C#5

Melody
F#5 E5 D5 C5-C#5 (Twice)


C#5
Don’t stop kiss me hanarerarenai
C#5
Don’t stop kiss me Demo yurusenai
C#5 E
Ah, Ah, Ah, Ah, naka ni dashite!


Black cherry nurete ochite
Watashi no naka e tane wo
Nokoshite!
Aishitekurenakute ii yo
Aishitenai kara
Konna ni mijime shite ah!
F#5 E
Black Cherry choudai!
A A#5
Black Cherry motto
Bm A G#m C#
Honto wa zutto aishiteita no ni

Mijikai history
Chotto shita yori michi na no
Kore de finally
Keredo tama ni konna watashi no koto omoidashite

I'm coming back..

Finally I make a post again..It has been so long...hehehe

I'll frequently post a new thing from now ON

Jumat, 12 Juni 2009

Kapan Internet Murah di Indonesia(Semarang)

A:Internet? penting ga sih?

Z:penting banget tuh!

A:tersu kalo mau langganan mahal ga?

Z:ehmm..mahal sih..mahal aja ga jamin cepet..-___-

M:eh, sekarang ada yang murah lho..

A & Z: apaan tuh????

M: namanya ISP Fastnet dari Firstmedia

Z:alah paling kaya sp***y

M:eh ini beda bung..

A: bedanya apa??

M: nih..daftarnya

Product Name Speed Monthly Subscription
(excluding VAT)
FastNet 384 Up to 384 Kbps Rp 135.000
FastNet 512 Up to 512 Kbps Rp 195.000
FastNet 768 Up to 768 Kbps Rp 295.000
FastNet 1500 Up to 1500 Kbps Rp 595.000
FastNet 3000 Up to 3000 Kbps Rp 1.195.000
FastNet SOHO Up to 1500 Kbps Rp 695.000

M: itu semua unlimited lho..

A: lumayan murah deh.

Z: cepet ga??

M:sodara gw yang di Jakarta udah nyoba, dan ternyata oke bangetzzz!! mak wuszzz...

A:wah oke tuh!!

Z:sip, ganti ah.. punya CPnya?

M: wah ada, tapi..

A & Z: tapi apa??

M: tapi di Semarang belum ada..baru ada di jabodetabek dan Surabaya..

A & Z: HAAAA!!! NGAPAIN LOE BILANG KE KITA KITA!!!???

[PS :
ini bukan postingan promo]

Rabu, 10 Juni 2009

Kamus bahasa Korea

> Apa Kabar? = Anyong Aseo
> Sampai Jumpa = Anyong
> Kurang Ajar = Monyong
> Tidak Lurus = Men Chong
> Pria suka berdandan = Ben Chong
> Tiba-tiba = She Khonyong
> Gak Punya Duit = Nao Dhong
> Pengangguran = Nong Krong
> Belanja = Bao Rhong
> Merampok = Cho Long
> Saringan Botol = Choo Rhong
> Kendaraan Berkuda = An Dhong
> Jual Mahal = Gheng Xi Dhong
> Ngelamun = Bae Ngong
> Mulut = Mon Chong
> Sosis = Lap Chong
> Suami dari adiknya Papa = Ku Chong
> Kiss me = Soon Dhong Yang
> Sweet memory = Choo Pang Dhong
> Mobil mogok = Dho Rong Dhong
> Lapangan luas = Park King Lot
> Pantat gatal-gatal = Che Bhok Dhong
> Nasi dibungkus daun pisang: Lon Thong
> Cowok Cakep Kaca Mata: Bae Yong Jun
> Cowok Cakep Rambut Lurus: Jang Dong Gun
> Cowok Cakep Rambut Keriting: Ahn Jung Hwan
> Bagian belakang = Bho Khong
> Masih muda = brondhong
> Pantat gatal = Ga ruk dong
> Telur asin = Ndok A Chin
> SENDOK GEDE = EN THONG
> CELANA SOBEK = BHO LONG
> KEPALA BOTAK = KIN CLONG
> LAGI MENYANYI = ME LO LHONG
> ORANG HITAM = GOO SHONG
> BIBIR UCUP = MO NYONG
> Cowok cakep dan masih muda = BE RON DHONG
> JONGKOK DI PINGGIR KALI = BE OL DONG

Selasa, 09 Juni 2009

Hasil UN menunggu

Wah wah.. menunggu 13 Juni ternyata gak kerasa yaa??

Gilak!! Aku ga nyangka..

Dihadapkan dengan dua pilihan nih.

>Lulus dengan pas"an
>Lulus dengan memuaskan

Agak riskan sekali di math..gilak, tuh..susahnya naudzubillah!!

Berdoa dan terus berdoa aja deh..

mana belum dapat Kuliah../swt

(-_-)